Mamuju - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bekerjasama melakukan penelitian kandungan uranium yang ada di wilayah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulbar. Kepala BATAN Prof Dr Djarot Sulistio Wisnubroto, mengungkapkan kerjasama ini selain untuk meneliti uranium juga untuk memaksimalkan pembangunan di bidang lain seperti pertanian , perkebunan, peternakan dan perikanan.Ia juga mengatakan, ini merupakan kegiatan untuk melakukan sinkronisasi pembangunan nuklir yang bermanfaat di semua bidang pembangunan. (30/10)
Hal ini diungkapkan Prof Dr Djarot Sulistio Wisnubroto dihadapan peserta Sosialisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir Batan yang berlangsung di ruang pola Kantor Gubernur Sulawesi Barat.
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengakui jika kandungan uranium yang terdapat di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, telah dilirik oleh dua negara yakni Australia dan Prancis.
"Semenjak kandungan uranium tersiar luas maka sejak itu pula ada dua negara yang telah melakukan pendekatan ke Batan. Sebetulnya, banyak negara-negara lain yang melirik uranium, hanya saja terbentur dengan aturan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran," kata Prof Dr Djarot
Menurut dia, aturan UU tersebut telah mempersempit ruang gerak bagi pemodal untuk melakukan pengelolaan tambang uranium. Bahkan kata dia, upaya melakukan revisi terhadap UU yang mengatur ketenaganukliran itu telah dilakukan. Hanya saja, dengan berbagai pertimbangan maka pemerintah dan DPR belum menyetujuinya.
"Mungkin saja aturan ini sengaja diperketat agar negara kita yang memiliki kandungan uranium disimpan untuk tidak dikomersilkan pengelolaan dengan negara lain, tetapi diperuntukkan kebutuhan dalam negeri untuk dinikmati anak cucu kita dimasa depan," ungkap Djarot.
"Kerja sama ini untuk memanfaatkan uranium untuk kemajuan pembangunan bangsa ke depan dengan meningkatkan produksi pertanian, pertanian perkebunan peternakan dan perikanan," katanya.
(Farid foto: Marwazi)
Komentar
Posting Komentar