Langsung ke konten utama

Pemerintah Lelang 21 Blok Migas Tahun Depan



Di 2016 ini pemerintah akan tawarkan 13 wilayah kerja konvensional baru kebanyakan wilayah Timur Sedangkan non konvensional terdapat delapan wilayah kerja

KATADATA ? Meski pelaksanaan lelang blok migas tahun ini molor, pemerintah menyatakan tengah menyiapkan lelang blok migas tahun depan. Rencananya pemerintah akan menawarkan 21 blok migas pada 2016.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan blok-blok migas yang ditawarkan tersebut terdiri dari delapan blok non Konvensional dan 13 blok Konvensional.

"Di 2016 ini pemerintah akan tawarkan 13 wilayah kerja (konvensional) baru, kebanyakan wilayah Timur. Sedangkan non konvensional terdapat delapan wilayah kerja," kata Wiratmaja di gedung DPR Jakarta, Selasa (1/9).

Untuk blok migas konvensional, pemerintah membagi atas wilayah reguler dan wilayah studi bersama. Wilayah reguler yang akan ditawarkan adalah SE Mandar, Tomini Bay I, Tomini Bay II, Tomini Bay III, Tomini Bay IV, Goontalo Tomini I, West Misool, dan Merauke. Sementara blok migas yang masuk wilayah hasil studi bersama terdiri dari Batu Gajah Dua, Bukit Berat, West Benggara, East Kendilo, dan Ebuny.

Pemerintah juga akan menawarkan blok migas non konvensional yakni shale gas (gas serpih) dan gas methana batu bara (coal bed methane/CBM). Blok shale gas yang ditawarkan terletak di area Jambi, Sumteng Timur, Sumteng Tenggara, dan South Benggara. Sementara CBM berada di area Blok Raja, Sumbagsel, Bunga Mas, West Air Komering.

Blok migas yang akan ditawarkan tahun depan, jumlahnya lebih banyak dari rencana tahun ini. Tahun ini, pemerintah berencana melelang 11 blok migas. Penawaran blok migas ini rencananya akan dilakukan pada pertengahan bulan lalu.Pelaksanannya ternyata harus molor ke pertengahan bulan ini.

Mulai tahun ini lelang migas akan dilakukan secara terbuka menggunakan sistem elektronik. Penggunaan sistem online dilakukan agar proses lelang bisa lebih transparan dan terhindar dari risiko kecurangan. Sistem ini dapat mengurangi kontak antara pemerintah selaku penyelenggara lelang, dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Pemerintah pun menawarkan skema kontrak kerja sama baru selain bagi hasil produksi (production sharing contract/PSC). Skema kerja sama yang ditawarkan adalah dengan gross split atau sliding scale. Dengan sistem gross split tersebut, pemerintah tidak lagi mengganti biaya operasi yang dikeluarkan oleh kontraktor atau yang selama ini dikenal sebagai cost recovery. Imbalannya, investor akan mendapat mayoritas hasil kentungan pada awal produksi hingga modalnya impas (balik modal). Setelah itu, bagi hasil untuk pemerintah menjadi semakin besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PETA GEOLOGI DAN SEBARAN POTENSI BAHAN TAMBANG SULBAR

PROSEDUR DAN KRITERIA PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT (WPR) DAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT (IPR)

PROSEDUR DAN KRITERIA PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT (WPR) DAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT (IPR)   PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TAHUN 2015 A.     PENGERTIAN 1.       WP      (Wilayah Pertambangan) :  adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional. 2.       WPR (Wilayah Pertambangan)  : Rakyat, yang selanjutnya disebut WPR, adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat. 3.       IPR : (Izin Pertambangan Rakyat) : adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas . B.      LATAR BELAKANG Pertambangan Rakyat adalah satu usaha pertambangan bahan-bahan galian yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau secara goto

Teknologi PLTA Tumbuan Mamuju

Ilustrasi gambar pembangkit listrik Mamuju ESDM SULBAR - Pelaksanaan Ground Breaking proyek-proyek pembangunan di Sulawesi Barat sebagai pendukung program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor Sulawesi dilaksanakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI yang diihadiri beberapa Menteri terkait, yang pelaksanaannya bertempat di rumah Adat Mamuju (10/2). Dalam Ground Breaking tersebut telah menetapkan pembangunan PLTA Tumbuan Mamuju dengan kapasitas 450 Mega Watt akan dibangun oleh PT. Hadji Kalla sebagai perusahaan nasional. Peresmian Proyek MP3EI di Sulawesi Barat Terkait pembangunan PLTA Tumbuan yang menjadi polemik di masyarakat khusunya yang bermukim di daerah aliran sungai Karama, Kepala Seksi Bimbingan Pengawasan Konservasi Energi,Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Barat, Amrullah Said, ST. mengatakan teknologi yang digunakan pada PLTA Tumbuan menggunakan sistem Run of River  (ROR) yang artinya me