JAKARTA — Pemerintah kembali menawarkan sejumlah lapangan atau wilayah kerja (WK) minyak dan gas (migas) yang akan habis masa kontraknya dalam 20 tahun ke depan. Pada 2016, ada 13 wilayah kerja konvensional yang akan ditawarkan kepada investor.
Selain itu, pemerintah juga akan menawarkan delapan wilayah kerja untuk lapangan migas nonkonvensional. Angka ini termasuk ke dalam 319 wilayah kerja yang saat ini masih di bawah koordinasi pemerintah.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja memerinci wilayah kerja eksploitasi yang ditawarkan terdiri dari lapangan lepas pantai (offshore) dan lapangan di darat (onshore). Sedangkan, wilayah kerja eksplorasi terdiri dari lapangan yang aktif dan terminasi.
"Memang, terlihat WK yang produksi di wilayah barat. Di timur hanya di Tangguh dan Sorong. Kalau eksplorasi sudah di berbagai wilayah di Indonesia. Semoga ke depan segera ada penemuan baru," ujar Wiratmaja di Jakarta, Selasa (1/9).
Wiratmaja menambahkan, pihaknya mencatat bahwa wilayah kerja yang ditawarkan relatif menurun sejak 2009. Hal ini disebabkan minimnya penemuan lapangan baru di Indonesia.
Dia menyebutkan, khusus untuk lapangan nonkonvensional, pemerintah menawarkan tiga wilayah kerja untuk shale gas dan lima wilayah kerja untuk metana batu bara atau coal bed methane. Dua jenis sumber migas nonkonvensional ini akan difokuskan di wilayah Sumatra dan Kalimantan.
Selain itu, Wiratmaja sempat menyinggung tentang beberapa wilayah kerja yang akan habis kontraknya pada 10 tahun ke depan. Beberapa wilayah kerja yang habis kontrak akan diserahkan kepada PT Pertamina (Persero) atau kembali diberikan kepada operator saat ini melalui perpanjangan kontrak.
Wiratmaja menyebut, beberapa wilayah kerja yang habis masa kontraknya adalah Lapangan Gebang yang akan diperpanjang kepada Energi Mega Persada (EMP). Kemudian, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ yang diperpanjang dengan mayoritas kepemilikan oleh Pertamina.
"Selain itu, ada Blok Mahakam yang saat ini dikelola Total EP, Blok Lematang yang diserahkan kepada Pertamina serta Blok Attaka dan Tuban yang masih dalam proses," ujar Wiratmaja.
Sementara itu, rencana penawaran wilayah kerja migas konvensional tahun 2016, untuk wilayah reguler meliputi SE Mandar, Tomin Bay I, Tomin Bay II, Tomin Bay III, Tomin bay IV, Gorontalo Tomini I, West Misool, dan Merauke.
Sedangkan, wilayah hasil studi bersama meliputi Batu Hajah Dua, Bukit Barat, West Bengara, East Kendilo, dan Ebuny. Selain itu, rencana penawaran WK migas nonkonvensional 2016, untuk area studi shale gas meliputi area Jambi, area Sumatra Tengah Timur, dan area Sumatra Tengah Tenggara.
Sementara, untuk area studi gas metana batu bara meliputi area Raja, area Sumbagsel, area Bunga Mas, area West Air Komering, dan area South Bengara.
Sementara itu, disinggung mengenai adanya beberapa blok migas yang akan habis kontrak, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku, perseroan akan siap melanjutkan proses eksplorasi maupun eksploitasi apabila dinilai memberikan nilai lebih. Dwi menilai, Pertamina perlu melakukan evaluasi menyeluruh terlebih dahulu sebelum memutuskan akan melanjutkan wilayah kerja yang habis kontrak.
"Soal WK kami saat ini sedang laksanakan analisa terhadap WK yang akan habis maupun yang baru. Kami akan tangkap WK yang menentukan prospek yang baik terhadap pertamina dan negara," ujar Dwi. n ed: nidia zuraya
sumber:http://dev.republika.co.id/
Selain itu, pemerintah juga akan menawarkan delapan wilayah kerja untuk lapangan migas nonkonvensional. Angka ini termasuk ke dalam 319 wilayah kerja yang saat ini masih di bawah koordinasi pemerintah.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja memerinci wilayah kerja eksploitasi yang ditawarkan terdiri dari lapangan lepas pantai (offshore) dan lapangan di darat (onshore). Sedangkan, wilayah kerja eksplorasi terdiri dari lapangan yang aktif dan terminasi.
"Memang, terlihat WK yang produksi di wilayah barat. Di timur hanya di Tangguh dan Sorong. Kalau eksplorasi sudah di berbagai wilayah di Indonesia. Semoga ke depan segera ada penemuan baru," ujar Wiratmaja di Jakarta, Selasa (1/9).
Wiratmaja menambahkan, pihaknya mencatat bahwa wilayah kerja yang ditawarkan relatif menurun sejak 2009. Hal ini disebabkan minimnya penemuan lapangan baru di Indonesia.
Dia menyebutkan, khusus untuk lapangan nonkonvensional, pemerintah menawarkan tiga wilayah kerja untuk shale gas dan lima wilayah kerja untuk metana batu bara atau coal bed methane. Dua jenis sumber migas nonkonvensional ini akan difokuskan di wilayah Sumatra dan Kalimantan.
Selain itu, Wiratmaja sempat menyinggung tentang beberapa wilayah kerja yang akan habis kontraknya pada 10 tahun ke depan. Beberapa wilayah kerja yang habis kontrak akan diserahkan kepada PT Pertamina (Persero) atau kembali diberikan kepada operator saat ini melalui perpanjangan kontrak.
Wiratmaja menyebut, beberapa wilayah kerja yang habis masa kontraknya adalah Lapangan Gebang yang akan diperpanjang kepada Energi Mega Persada (EMP). Kemudian, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ yang diperpanjang dengan mayoritas kepemilikan oleh Pertamina.
"Selain itu, ada Blok Mahakam yang saat ini dikelola Total EP, Blok Lematang yang diserahkan kepada Pertamina serta Blok Attaka dan Tuban yang masih dalam proses," ujar Wiratmaja.
Sementara itu, rencana penawaran wilayah kerja migas konvensional tahun 2016, untuk wilayah reguler meliputi SE Mandar, Tomin Bay I, Tomin Bay II, Tomin Bay III, Tomin bay IV, Gorontalo Tomini I, West Misool, dan Merauke.
Sedangkan, wilayah hasil studi bersama meliputi Batu Hajah Dua, Bukit Barat, West Bengara, East Kendilo, dan Ebuny. Selain itu, rencana penawaran WK migas nonkonvensional 2016, untuk area studi shale gas meliputi area Jambi, area Sumatra Tengah Timur, dan area Sumatra Tengah Tenggara.
Sementara, untuk area studi gas metana batu bara meliputi area Raja, area Sumbagsel, area Bunga Mas, area West Air Komering, dan area South Bengara.
Sementara itu, disinggung mengenai adanya beberapa blok migas yang akan habis kontrak, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku, perseroan akan siap melanjutkan proses eksplorasi maupun eksploitasi apabila dinilai memberikan nilai lebih. Dwi menilai, Pertamina perlu melakukan evaluasi menyeluruh terlebih dahulu sebelum memutuskan akan melanjutkan wilayah kerja yang habis kontrak.
"Soal WK kami saat ini sedang laksanakan analisa terhadap WK yang akan habis maupun yang baru. Kami akan tangkap WK yang menentukan prospek yang baik terhadap pertamina dan negara," ujar Dwi. n ed: nidia zuraya
sumber:http://dev.republika.co.id/
Komentar
Posting Komentar